Senin, 16 Februari 2009

GANGGUAN KESADARAN

GANGGUAN KESADARAN

1.PENDAHULUAN
Fungsi kesadaran menyangkut :
tingkat kesadaran
isi kesadaran

2.BATASAN
Kesadaran yang utuh adalah suatu keadaan individu sadara akan dirinya dan lingkungannya menghadapi stimulasi yang adekuat.
Kesadaran yang utuh tergantung dari integritas dan interaski antara :
ARAS (Ascending Reticuler Activating System)  kumpulan substansia drisea di bagian sentral batang otak bagian rostral mulai dari mielum samapai di subthalamus, menentukan tingkat kesadaran  WAKEFULLNESS-ARAOUSEL/KETERJAGAAN (keadaan yg. berhub. dengan respon E, V dan M.
Korteks di hemisfer serebri kiri yang utuh, merupakan substract anatomis untuk kebanyakan komponen psikologik yang khusus, berbahasan, ingatan, intelek dan tanggapan proses pembelajaran. Dalam mekanismenya digiatkan oleh thalamus, hipotalamus, mesensefalon, tegmentum pontis bagian rostral.

Fungsi luhur/kortikal luhur/higher cortical function adalah kemampuan otak untuk berinteraksi dengan sekitarnya.
5 komponen fungsi luhur :
Kemampuan berbahasa
daya ingat
pengenalan visuospasial
emosi, dan kepribadian

Bentuk sindroma hemisfer, kanan dan kiri :
KIRI
KANAN
Afasia (berbahasa)
Aleksia (membaca)
Agrafia (menulis)
Akalkulasi (menghitung)
Apraksia (gerakan motorik yang kompleks)
Pengabaian (neglect)
Visuospasial (persepsi)
pengenalan tempat
Pengenalan wajah
Visuomotor
membuat kontruksi
berpakaian
Afek dan prosodi

Kebingungan/confusion/kesadaran berkabut gangguan kapasitas berfikir, mengerti, dan berespon dan mengingat kembali respon yang diterimanya, sehingga kehilangna kemampuan untuk berfikir jernih, gangguan dalam membuat keputusan.

Menurut Sukardi, Boss keadaan bingung dibagi menjadi :
Disoroentasi

Permulaan kehilangan kesadran, disorientasi (waktu,. tempat, orang), gangguan memori
Lethargi
Keterabatasan pembicaraan, gerakan motorik spontan, dapat dibangungkan dengan pembicaran dna perabaan normal, dapat/tidak disorientasi.
Obtudation
Kesadaran yg tumpul, keterbatsan keterjagaan, acuh thd lingkungan, mudah tertidur, kecuali dirangsangan secara verbal/perabaan, menjawab pertanyaan dengan seminimal mungkin.
Delirium
Ketidaktenangan motorik, halusinasi, disorientasi, delusi/waham. ketakutan dna mudah terasangsang, kelainan metabolik/toksik, impending coma.
Stupor
Tidur yang dalam, tidak responsif, hanya dapat dinagunkan /jawaban motorik/verbal dengan rangsangan yang kuat dan berulang, respon menghindara/memegang rasngangan tersebut. 
Koma
Hilangnya kesadaran, tampak seperti tidur, tidak berespon terhadap rangsangan eksternal
Keadaan Vegetatif
Bernafas spontan, sirkulasi nomral, siklue membukan dan menutup mata seperti tidur, tapi tidak tanggap lingkungan, sepintas penyembuhan dari keadaan koma dan menetap sampai akhir kematian.
Kelainan difus bilateral pada korteks serebri dengan BO, trauma kapitis, hipoksik-eskemia,



PSYCHONEPHIC UNRESPONSIVENESS  keadaan tidak sadar/koma, tetapi sebetulnya tidak. 
Caranya : 
tes okulovestibuler, nistagmus menunjukkan bahwa tidak dalam keadaan tidak sadar.

3.KEADAAN YANG MENYEBABKAN GANGGUAN KESADARAN
Plum F dan Saper CB membagi gangguan kesadaran menjadi 3 bagian :
a.Gangguan tingkat kesadaran
Lesi distruktif yang mempengaruhi mekanisme kesadaran
Keruskan difus bilateral otak bagian depan
kerusakan disensefalon
kerusakan midbrain atas
Lesi kompresi yang mempengaruhi mekanisme kesadaran
hidrosefalus
herniasi central
herniasi unkus
herniasi ke atas masa di ensephalon
kompresi pons akibat masa diserebral
b.Gangguan isi kesadaran
anterograde amnesia
afasia
apraksia
defisit spasial (amorfosintesis)
gangguan perhatian
c.Gangguan kesadaran umum (general disorders of conciousness)
encephalopati akut
penyakit multifaktorial
penyakit metabolik difus
encephalo kronis
retardasi mental
demensia
persistent vegetative state

4.MEKANISME KESADARAN DAN GANGGUAN KESADARAN
Proses supratentorial dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran :
1)Disfungsi difus kortikal dari korteks serebri, seperti ensefalitis, neoplasma, trauma kepala tertutup dengan peradrahan, empiema subdural (akumulasi nanah) Intra serebral (perdarahan, infark, emboli dan tumor)
2)Disfungsi subkortikal bilateral seperti, trauma batang otak, GPDO.
3)Kelainan okal hemesfer sereberi dsiebabkan masa yang menjepit, menekan struktur bagian dalam disensefalon, herniasi mengganggu thalamus dan activating hipotalammus.
Proses infratentorial  penurunan kesadaran :
1)destruksi langsung pada ARAS
2)BO rusak akibat invasi langsung (GPDO, demeilinasasi, neoplasma, granuloma, abses trauma kapitis) /tidak langsung
3)Kompressi ARAS :
tekanan langsung pada pons dan midbrain  iskemia dan edema neuron
Herniasi ke atas serebelum menekan atas dari midbrain dan diensefalon
herniasi ke bawah melalui foramen magnum, menekan dan menggeser MO.

Manifestasi klini dan evaluasi , melalu pemeriksaan :
1.pemeriksaan TTV
2.Pemeriksaan interne
3.Pemeriksaan neurologik
derajat kesadaran
pola pernafasan
ukuran dan reaksi pupil
posisi bola mata
refleks batang otak
respon motorik
4.Pemeriksaan tambahan
laboratorium
radiologi
neurofisiologik klinik
neuroperilaku

ICU

1.Definisi ruang pulih sadar
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit- yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut

2.Jenis Anastesi dan ciri-cirinya
Teknik anestesi yang dilakukan dapat berupa :
1.Anestesi Umum
Penderita dibuat tidak sadar dengan obat-obatan namun dapat disadarkan kembali. Dilakukan pada tindakan pembedahan yang menyakitkan.
2.Anestesi "Inhalasi", "Intravena", "Intramuskular" dan "Perrektum"
Merupakan subdevisi anestesi umum. Dinamai sesuai dengan jalur yang digunakan obat untuk dapat masuk ke dalam tubuh, sehingga melalui aliran darah dapat diteruskan ke otak.
3.Anestesi Lokal
Anestesi pada sebagian tubuh saja. Penderita yang bebas nyeri dalam keadaan sadar, kecuali jika dilakukan suatu teknik gabungan anestesi umum dengan anestesi lokal.
4.Anestesi Regional
Seringkali digunakan secara sinonim dengan anestesi lokal. Anestesi ini dengan tepat digunakan hanya jika lokal dipergunakan untuk saraf atau medulla spinalis yang terletak jauh dan daerah yang dibuat tidak peka.
Anestesi yang baik membutuhkan banyak latihan serta ketrampilan untuk menangani komplikasi yang terjadi. Keahlian ini pada dasarnya adalah merawat dan menjaga pasien yang di anestesi, sehingga penting untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.Mengenali pasien yang kritis dan/atau pasien yang tidak sadar.
2.Memelihara jalan nafas.
3.Memelihara pasien yang pernafasannya tidak adekuat.
4.Mengawasi sirkulasi.
5.Mengenali efek pengobatan.
6.Melakukan transportasi pasien yang kritis.

3.indikasi pasien dirawat di recovery room
A.Semua pasien yang telah mengalami pembiusan dan pembedahan (post op)
B.Pasien dengan indikasi operasi cyto yang memerlukan perbaikan keadaan umum

4.observasi b1- b6
a.b1 (brething)
b.b2 (blooding)
c.b3 (brain)
d.b4 (Bladder)
e.b5 (bowel)
f.b6 (bone)

5.indikasi px keluar dari recovery room
a.bila kondisi system b1-b3 sudah kembali normal secara fisiologis dan tidak ada gangguan pada system yang lain (min 6-8 Jam post op)
b.bila kondisi system b1-b6 belum kembali normal secara fisiologis dan perlu perawatan intensif (min 6-8 Jam post op)  Ruang ICU anastesi
c.bila kondisi b1-b3 sudah kembali normal secara fisiologis dan tidak ada gangguan pada system yabg lain, untuk px rawat jalan/ poloklinik/tanpa MRS (min 2 jam post anastesi)  pulang/ rawat jalan

6.kapan mulai mobilisasi pasien pasca anastesi
a.GA
b.SAB
7.Komplikasi px post op b1-b6
a.b1 (brething)
Obstruksi jalan napas, Hipoventilasi, Aspirasi, Hipoksemi, hipoksia

b.b2 (blooding)
perdarahan, hipotensi, hipertensi, aritmia ,disritmia, syok, hipovolemik

c.b3 (brain)
nyeri, febris, delirium, gangguan kesadaran

d.b4 (Bladder)
retensi urin, anuri, oligouri, infeksi

e.b5 (bowel)
mual muntah, distensi abdomen, ileus paralise

f.b6 (bone)
infeksi, mobilisasi terbatas, aktivitas inaktif,deficiensi, eviscera

8.Jenis Obat yang anda ketahui + fungsi di RR ?
Narvos : anti muntah
Lodomer : sedative
Aminopilin : mengurangi sesak karena spasme
Transamin : meminimalisir perdarahan
Lidocain : anastesi local
DHBP (dehidro Benzo peridol ): anastesi
Prsotigmin : merangsang peristaltic
Diazepam : sedative
Dormicum : sedative
Ca Gluconas : hipokalsemi
Perdipin : Hipertensi dg tachikardi
Herbeser : hipertensi dg bradicardi

9.fasilitas di RR
ventilator, monitor ecg, monitor tensi, monitor saturasi, obat emergency, O2,


10.Tindakan apa saja yang pernah anda lakukan selama praktek di RR
Suction, clapping, memasang O2, pengambilan sample darah

SOAL RESPONSI RUANGAN PADA WAKTU SAYA PRAKTIK DI RS

PERANAN PAGUYUBAN MATAHARI TERBIT DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN PENDERITA KUSTA DI NGULING PASURUAN

PERANAN
PAGUYUBAN MATAHARI TERBIT
DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN 
PENDERITA KUSTA DI NGULING PASURUAN




Oleh : ERIYANTI
NIP : 140322430



Diajukan 
Untuk Seleksi Paramedis Teladan 
Tingkat Propinsi Jawa Timur
Tahun 2006



PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Hayam Wuruk No. 14 Telp (0343) 422267
Fax (0343) 411795 Pasuruan







“Orang-orang yang penyayang itu akan dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Penyayang, Maha Suci lagi Maha Tinggi.
Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya kalian 
akan disayangi oleh yang ada di langit.” 
(Terjemah Al Hadist).
KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh Yang Maha Kaya, Maha Sempurna, dan Maha Mengetahui segala tingkah laku makhluk-Nya, baik yang nampak maupun tersembunyi, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana.
Penulis menyadari bahwa selesainya makalah ini karena mendapat bantuan pemikiran dari berbagai pihak, dengan tujuan penulisan agar bermanfaat dan berdaya guna dalam turut serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai masalah hidup, dan dapat melangsungkan kehidupannya masa kini dan mendatang.
Sehubungan dengan itu melalui qolbu yang ikhlas dan tulus, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.H. Jusbakir Al Djufri, S.H. M.M selaku Bupati Pasuruan yang telah menyediakan fasilitas tempat tugas dan kepercayaan untuk bekerja.
2.dr. H. Nanang Hari P., M.Si selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, seluruh Kasubdin dan Staf yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar penulis dapat bekerja dengan baik dan meningkatkan prestasi.
3.dr. Broto Suwadji selaku Kepala Puskesmas Nguling Pasuruan, seluruh dokter, rekan para medis dan karyawan yang telah membantu dan memberi kesempatan selama penulisan dan bekerjasama.
4.Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan makalah ini.

Semoga segala amal, dorongan, bimbingan, semangat dan kerjasama yang baik dan membangun, yang telah disampaikan kepada penulis mendapat balasan yang lebih baik dari Allah yang Maha Penyayang dan Maha Bijaksana.
Akhirnya mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan, terutama yang berkiprah dalam meningkatkan mutu dunia kesehatan.

Pasuruan, Mei 2006
Penulis,
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang 1
B.Permasalahan 1
C.Lingkup Bahasan 2
D.Metode Pengumpulan Data 2

BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG 3
A.Jenis Pelayanan Prima 3
B.Pelaksanaan Pelayanan Prima 3

BAB III GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN 5
A.Identifikasi Masalah 5
B.Pembahasan Masalah 5

BAB IV PEMECAHAN MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA 12
A.Pemecahan Masalah 12
B.Alternatif Pemecahan Masalah 13

BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan 14
B.Saran-saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN – LAMPIRAN 16
1.Rekomendasi
2.Foto Kegiatan
3.Surat menyurat yang berhubungan dengan pembentukan dan gerak langkah
Paguyuban Matahari Terbit
4.Peta Wilayah Kecamatan Nguling
5.Data Statistik.
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Peningkatan derajat kesehatan melalui peningkatan dan pelayanan kesehatan yang makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat, merupakan salah satu cita-cita dan tujuan pembangunan bangsa Indonesia dalam bidang kesehatan.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka Puskesmas yang merupakan tempat pelayanan kesehatan paling bawah perlu meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya. Hal ini tercermin dalam salah satu kegiatan Puskesmas, yaitu Program Pemberantasan Penyakit Kusta (P2 Kusta).
Dengan adanya Program P2 Kusta diharapkan dapat memberikan bantuan pengobatan, bimbingan, penyuluhan, pengawasan dan perlindungan kepada individu, keluarga atau keompok khusus serta masyarakat yang telah menderita penyakit kusta atau tidak karena di wilayah Puskesmas Nguling angka kesakitan (Prevalensi Rate) penderita kusta masih tinggi, tahun 2000 11,9 per 10.000 penduduk, yang seharusnya 1 per 10.000 penduduk, maka perlu mendirikan Paguyuban Penderita Kusta, serta kegiatan lainnya.

B.Permasalahan
Wilayah Nguling terletak di Pasuruan paling timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sebelah utara merupakan daerah pantai Laut Jawa. Kehidupan masyarakatnya bervariasi, sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan dan pertanian. Jumlah penduduk pada awal tahun 2006  55.308 jiwa, jumlah penderita kusta akhir Desember 2005 yang masih minum obat sebanyak 42 orang dan penemuan penderita baru sebanyak 50 orang. Hal ini merupakan permasalahan yang harus segera ditangani.
Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi di wilayah Nguling adalah :
1.Masih banyak penderita kusta di beberapa desa Kecamatan Nguling, dengan jumlah terbanyak di desa-desa pesisir pantai.
2.Karena memerlukan penanganan yang cepat dan tepat agar mata rantai penularan penyakit kusta bisa diputus (mengurangi penularan), maka perlu wadah berupa paguyuban penderita kusta di daerah itu.

C.Lingkup Bahasan
Memperhatikan makalah yang berjudul “Peranan Paguyuban Matahari Terbit Dalam Meningkatkan Cakupan Penderita Kusta Di Nguling Pasuruan”. Serta latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, agar lebih terfokus maka lingkup bahasan hanya sekitar :
1.Bagaimana proses dan langkah pendirian, pembinaan agar masyarakat berpartisipasi terhadap Paguyuban Matahari Terbit menuju kesuksesan ?
2.Mengapa Paguyuban Matahari Terbit mempunyai peranan untuk meningkatkan cakupan penderita kusta di Nguling Pasuruan ?

D.Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan valid tentang data yang diperlukan penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara :
1.Wawancara kepada masyarakat, tokoh masyarakat, penderita dengan menyiapkan blangko pertanyaan dan pernyataan dengan instrument berbentuk checklist (Kartu Penderita) dan forum POD.
2.Observasi atau pengamatan dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap kantong-kantong kusta dan masyarakat yang ada disekitarnya, dari rumah ke rumah atau di sekolah-sekolah dan di balai desa tempat paguyuban

BAB II
GAMBARAN KEADAAN SEKARANG


A.Jenis Pelayanan Prima
1.Pemberian obat sesuai dengan jumlah penderita yang tercatat (yang ditemukan).
2.Pemeriksaan tingkat kecamatan (POD).
3.Melatih fisioterapi dan perawatan bagi penderita kusta yang cacat.
4.Kolaborasi dengan dokter yang ada di puskesmas bila ada penderita kusta yang mengalami reaksi ringan untuk pemberian analgesik atau tab prednison bila terjadi reaksi berat.
5.Mengantar (merujuk) penderita kusta bila sering terjadi reaksi berulang atau perlu rehabilitasi medik ke Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto.
6.Sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat agar mau menerima penderita kusta apa adanya tidak perlu mengucilkannya.
7.Membangkitkan semangat hidup penderita kusta agar tidak menutup diri mau beraktifitas seperti biasa.

B.Pelaksanaan Pelayanan Prima
1.Memberikan obat kusta sesuai dengan tipe penyakitnya PB/ MB.
PB 6 bulan pengobatan
MB 12 bulan pengobatan
2.Pemeriksaan tingkat kecacatan (POD) dilaksanakan 1 bulan sekali.
3.Melatih fisioterapi bagi penderita kusta yang terlanjur cacat, misal :
Bila terjadi clowing pada jari-jari tangan dilatih agar tidak sampai menjadi kontraktur.
Pemberian alat pelindung bila ada yang mati rasa. Berupa sarung tangan, sandal atau sepatu agar tidak timbul luka.
4.Mengadakan kunjungan rumah (survey kontak) segera setelah menemukan penderita baru baik yang datang dengan sukarela maupun yang ditemukan di masyarakat.
5.Tiap tahun mengadakan kegiatan LEC (Leprosy Eleminasi Campain) atau kegiatan survey kontak intensif untuk menemukan penderita baru sesuai dengan kantong kusta yang ada.
6.Kegiatan survey anak sekolah sesuai program dilaksanakan 1 tahun sekali.
7.Selalu mengontrol kartu monitoring pengobatan ada apa tidak penderita yang mogok tidak mau mengambil obat. Bila ada yang mogok secepatnya dikunjungi ke rumah penderita.
8.Mengajukan permohonan bea siwa anak sekolah bagi siswa/ siswi penderita kusta atau anak dari penderita kusta yang berasal dari keluarga tidak mampu ke Yayasan Kusta Indonesia yang berada di Surabaya.
BAB III
GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN


A.Identifikasi Masalah
Sasaran keadaan yang diinginkan seperti yang tersebut dalam bab II di atas (pemberian obat, pemeriksaan POD, melatih fisioterapi dan perawatan luka, kolaborasi dengan dokter, mengantar/ merujuk penderita, sosialisasi/ penyuluhan, dan membangkitkan semangat hidup) akan berdaya guna dan berhasil guna apabila seluruh komponen (pokok, pendukung) benar-benar melaksanakan tugas secara bersama-sama sesuai dengan fungsinya masing-masing, dan masing-masing komponen dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya, baik yang menyangkut fungsi-fungsi pokok (pendidik, penyuluh, pelindung, pelayanan keperawatan) maupun fungsi-fungsi pendukung (ketenagaan, sarana prasarana, anggaran) dan sebagainya.

B.Pembahasan Masalah
Kusta merupakan penyakit menular yang menahun disebabkan oleh kuman kusta. (Mycobacterium Lepra) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya (WHO).
Program pemberantasan penyakit kusta yang sudah dilaksanakan antara lain :
1.Penemuan penderita baru sedini mungkin agar jangan sampai cacat.
2.Pemeriksaan secermat mungkin terhadap orang yang diduga menderita kusta, bila positif kusta langsung diberi obat sesuai petunjuk.
3.Untuk menghindari dan mengurangi cacat bagi penderita kusta diperiksa POD tiap bulan.
4.Memberikan laporan hasil kegiatan secara vertikal dan horisontal instansi terkait.
Agar program pemberantasan kusta yang dilakukan oleh petugas puskesmas tidak terlalu berat, maka dibentuklah Paguyuban dengan nama Matahari Terbit yang dibentuk pada tahun 2000. Adapun kegiatan Peguyuban Kusta Matahari Terbit sebagai berikut :


Rencana Jangka Pendek :
1.Penyuluhan penyakit kusta, pada penderita dan keluarga yang ikut hadir dalam pertemuan paguyuban.
2.Pemberian obat kusta.
3.Pemeriksaan penderita (POD).
4.Bimbingan mental pada penderita kusta agar mereka tetap mempunyai semangat hidup dalam menyongsong masa depan.

Rencana Jangka Menengah :
Memberikan ketrampilan pada penderita kusta dan anak sekolah yang telah tamat tetapi tidak bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki sehingga mereka bisa berhasil dan berdaya guna.
Ketrampilan tersebut diantaranya adalah :
Menjahit
Sablon
Membuat jaring ikan
Peternakan.

Rencana Jangka Panjang :
1.Membantu mantan penderita kusta agar mereka bisa mandiri tidak meminta-minta yang saat ini masih banyak ditemui di jalanan.
2.Adanya koperasi dari hasil kerajinan mantan penderita kusta yang mereka kelola sendiri didampingi pengurus paguyuban kusta.
3.Eleminasi kusta untuk Kecamatan Nguling khususnya dan Kabupaten Pasuruan pada umumnya.

Kendala yang dihadapi
1.Butuh pelatih ketrampilan.
2.Peralatan ketrampilan.
3.Dana..
4.Dukungan dari instansi terkait, masyarakat, perusahaan.

Perkembangan Jumlah Anggota Paguyuban
1.Dibentuk pada tahun 2000 jumlah yang hadir 20 orang dari 36 orang yang diundang.
2.Tiap bulan pada pertemuan jumlah yang hadir bertambah sampai akhir tahun 2000 jumlah anggota 36 orang.
3.Jumlah anggota sampai akhir tahun 2001 berjumlah 48 orang
4.Jumlah anggota sampai akhir tahun 2002 berjumlah 54 orang.
5.Jumlah anggota sampai akhir tahun 2003 berjumlah 76 orang.
6.Jumlah anggota sampai akhir tahun 2004 berjumlah 82 orang.
7.Jumlah anggota sampai dengan bulan Maret tahun 2005 berjumlah 85 orang.

Tujuan dibentuk Paguyuban Kusta, antara lain :
1.Pemeriksaan penderita kusta dan POD (pemeriksaan pencegahan kecacatan) bisa dilakukan secara rutin tiap bulan.
2.Pembagian/ pemberian obat bisa rutin sehingga diharapkan tidak ada lagi penderita yang mogok minum obat untuk menghindari OOC (Out Of Control).
3.Memberi semangat hidup bagi penderita kusta agar tidak menutup diri, diam di rumah, dan tidak dikucilkan oleh masyarakat.
4.Beban kerja petugas menjadi lebih ringan dan penyuluhan masalah penyakit kusta lebih mengena.
5.Agar masyarakat awam tidak takut lagi terhadap penyakit kusta sehingga apabila keluarganya atau dirinya sendiri mempunyai tanda-tanda penyakit kusta akan datang memeriksakan dirinya/ keluarganya ke petugas kesehatan dengan menghilangkan rasa takut/ malu.

Bantuan-bantuan yang sudah diterima oleh anggota Paguyuban Matahari Terbit :
1.Alat pelindung tubuh : sarung tangan 10 pasang, sandal20 pasang, sepatu 20 pasang.
2.Modal kerja berupa : ternak kambing 18 ekor, jaring ikan 8 buah, jaring rajungan buah.
3.Bea siswa anak sekolah tiap tahun dapat dana sesuai yang diajukan.
4.Dana konsumsi pertemuan paguyuban dari :
a.Yayasan Kusta Indonesia Rp. 500.000,-
b.Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Kesahatan, sejak Januari 2006 mendapat Rp. 900.000,- 

Susunan Organisasi
Paguyuban Matahari Terbit tahun 2005 – 2006


1.Pelindung : Bapak Soedarsono (Camat Nguling)
2.Pembina : dr. Broto Suwadji
  dr. Nur Asmaningsih
  Eriyanti
3.Penasehat : Bapak Hermadi (Kades Kapasan)
  Bapak H.M. Iskandar (Kades Watuprapat)
  Bapak Suharto (Kades Kedawang)
4.Ketua : Bapak Seneman (Sekdes Kapasan)
5.Wakil Ketua : Bapak Kartawi (Sekdes Watuprapat)
6.Sekretaris : Suhaima (Kader Kesehatan)
7.Bendahara : Bapak Mochet (Pamong Desa Kapasan)
8.Seksi-seksi : 
a.Seksi Humas : Bapak Sumantri (Tokoh Masyarakat)
b.Seksi Bintal : Bapak Sugomo (Modin Desa Kapasan)
c.Seksi Wirausaha : Suyani (Kader Kesehatan)
(Ketrampilan)
DATA POKOK PROGRAM P2 KUSTA PUSKESMAS NGULING

 No
Komponen Indikator
2000
2001
2002
2003
2004
2005
1
Jumlah Penduduk 
52.997
53.117
53.186
54.137
55.306
55.308

Jumlah Desa
15
15
15
15
15
15

a. Dengan penderita
14
13
12
12
13
13

b. Tanpa penderita
1
2
3
3
2
2
2
Penderita Terdaftar







a. PB
13
7
4
31
15
1

b. MB
50
30
32
43
55
41

Total
63
37
36
74
70
42
3
Prevalensi per 10.000 
11,9 
6,9
6,8
13,7
12,65
7,59

penduduk







A. Penemuan penderita baru 







a. PB 
15
17
14
34
20
18

b. MB
36
14
30
45
63
32

Total
51
31
44
79
83
50

B. CDR per 10.000 penduduk
96,2
58,4
82,7
146
15,00
9,04

a. PB 
28,3
32
31,8
43
3,61
3,25

b. MB
67,9
26,4
68,2
57
11,39
5,78

Total







C. Proporsi cacat diantara 
10 = 19,6
4 = 13%
10 = 22,7
9 = 11,3
8 = 9,63
6 = 12%

penderita baru







D. Proporsi umur < 15 tahun
13 = 25,5
9 = 29%
12 = 27,3
48 = 60,7
17 = 20,48
15 = 30%

diantara penderita baru







E. Proporsi MB diantara
36 = 70,6
14 = 45,2
30 = 68,2
45 = 57
63 = 75,9
32 = 64%

penderita baru






4
RFT Tahunan







a. PB 
24
21
17
9
46
22

b. MB
59
31
25
33
40
60

Total
83
52
42
42
86
82

RFT Kumulatif







a. PB 
24
21
17
9
46
68

b. MB
59
31
25
33
40
100

Total
83
52
42
42
86
168
5
Relaps







a. PB 
-
-
-
-
-
-

b. MB
-
-
-
-
-
-

Total
-
-
-
-
-
-
6
Reaksi Berat







a. PB 
-
-
-
-
-
-

b. MB
1
-
-
11
3
3

Total
1
-
-
11
3
3
DATA DASAR GERAKAN ELIMINASI KUSTA PROPINSI JAWA TIMUR
PUSKESMAS : NGULING
TAHUN 2005

No
Puskesmas
Desa
Jumlah Penduduk 2006
Jml Penderita terdaftar pada 31 Des 2005
Jml Pend. Bar Januari s/d desember 2005
Jml Pend. Baru yg CCT II
PB
MB
Jumlah
PB
MB
Jumlah
Anak
Dws
Anak
Dws
Anak
Dws
Anak
Dws
1
Nguling
1. Nguling
6601
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-



2. Penunggul
1053
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



3. Mlaten
3306
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



4. Kedawang
7026
-
-
2
15
17
7
-
2
13
22



5. Kapasan
2651
-
-
3
4
7
3
-
2
2
7
















2

1. Watuprapat
3945
1
-
1
11
13
2
3
1
8
14
6


2. Sudimulyo
2929
-
-
-
1
1
-
-
-
1
1



3. Randuati
1783
-
-
-
1
1
1
-
-
1
2



4. Sedarum
3313
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-



5. Sumberanyar
5923
-
-
-
2
2
-
2
-
1
3


















1. Wotgalih
3160
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



2. Dd. Gendis 
3669
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



3. Watestani
2379
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1



4. Sebalong
2130
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



5. Sanganom
2394
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
















4

1. Luar wilayah



























Jumlah

53.063
1
-
6
35
42
13
5
5
27
50
6

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA


Paguyuban Matahari Terbit Nguling Pasuruan yang berdiri pada tahun 2000, sekarang ini (Tahun, 2006) telah berumur 6 tahun dan menapak dari waktu ke waktu, mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan cakupan penderita kusta di wilayah Pasuruan utamanya di Nguling, yang menjadi partner program P2 Kusta.
Dalam perjalanannya selama masa 6 tahun itu menemui dan menghadapi masalah yang meski harus diselesaikan. Masalah-masalah yang dihadapi antara lain :
1.Kurangnya partisipasi lintas sektor puskesmas, perusahaan, masyarakat atau instansi terkait terhadap paguyuban kusta Matahari Terbit.
2.Tidak memiliki dana tetap untuk pengelolaan atau operasional paguyuban.
3.Masih ada penderita atau yang diduga menderita kusta enggan untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, dan bergabung/ datang ke paguyuban karena malu atau sibuk bekerja.
4.Tidak memiliki tenaga pelatih atau sulit mendatangkan tenaga pelatih untuk melatih ketrampilan penderita kusta di paguyuban Matahari Terbit.

A.Pemecahan Masalah
1.Pengelola paguyuban bersama dengan kepala puskesmas proaktif kepada seluruh lintas sektor instansi terkait melalui sosialisasi yang berkesinambungan.
2.Mengirimkan proposal permintaan dana kepada pemerintah daerah c.q Dinas Kesehatan dan ke Yayasan Kusta Indonesia di Surabaya.
3.Mendatangi penderita/ yang diduga menderita kusta ke rumahnya, sehingga pengobatan bisa efektif dan tidak khawatir menular.
4.Mengirim penderita kusta yang usia produktif untuk dilatih di BLK dengan harapan apabila sudah menjadi tenaga trampil bisa melatih teman-teman yang lain/ dikirim secara bergantian ke BLK.
5.Melibatkan perangkat desa, kader kesehatan, dan membentuk kader kusta.
B.Alternatif Pemecahan Masalah
1.Mengadakan rapat koordinasi lintas sektoral sehingga tercetus kesepakatan bersama.
2.Apabila dapat bantuan dana digunakan sebaik-baiknya dan memohon kepada pemerintah menyisihkan dana untuk paguyuban melalui dinas sosial atau dinas kesehatan.
3.Memberi penyuluhan bersama tokoh agama/ tokoh masyarakat tentang pentingnya paguyuban dan pentingnya hidup sehat bagi dirinya sendiri.
4.Menggunakan tenaga pelatih ketrampilan yang ada/ seadanya sesuai ketrampilan yang dimiliki.
5.Mengusulkan kepada pemerintah untuk mengangkat paramedis baru.

BAB V
PENUTUP


A.Kesimpulan
1.Paguyuban matahari terbit sebagai organisasi sosial kemasyarakatan mempunyai andil yang cukup bermanfaat dalam membantu meningkatkan cakupan penderita kusta di wilayah Nguling Pasuruan, sebagai partner P2 Kusta yang ada di Puskesmas Nguling.
2.Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang berbahaya, maka penderita perlu diorganisir sedemikian rupa melalui paguyuban agar penyebarannya dan angka kecacatan dapat diminimalkan, hal ini memerlukan campurtangan pemerintah daerah bersama masyarakat yang dapat mempermudah dan mempercepat koordinasi dengan hasil maksimal.

B.Saran-saran
1.Agar Paguyuban Matahari Terbit dapat tetap berdiri kokoh bagaikan karang, sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik tenaga, dana, lebih-lebih dukungan moril.
2.Paguyuban beserta program yang baik dan sempurna tidak akan mencapai hasil yang maksimal tanpa ada kerjasama, saling percaya antara semua personil organisasi, serta berusaha menghindari semua bentuk tindakan yang hanya mementingkan golongan dan diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI Ditjen PPM dan PLP (1998). Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan (2006). Petunjuk Operasional Program P2 Kusta. Pasuruan.

Dirjen PPM dan Penyehatan Lingkungan (2002). Buku Panduan Pelaksanaan Program P2 Kusta Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan. Jakarta.

Sukmadinata, N.S (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Program Pascasarjana UPI dan Rosda. Bandung.
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NGULING
Jl. Kabupaten No. 09 Nguling Telp. (0343) 483865


26 Mei 2006


SURAT REKOMENDASI
No. : 443.21/ / 424.054.054.11 / 2006



Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : dr. BROTO SUWADJI
NIP : 140 364 122
Pangkat/ Golongan Ruang : Penata Muda Tk. I / III b
Jabatan : Kepala Puskesma Nguling
 
Memberikan rekomendasi kepada :
N a m a : ERIYANTI
NIP : 140 322 430
Pangkat/ Golongan Ruang : Pengatur Tk. I / II d
Jabatan : Perawat Kesehatan
Keperluan : Mengikuti seleksi Paramedis Teladan 
  Tingkat Propinsi Jawa Timur Tahun 2006.

Demikian kepada yang berkepentingan harap maklum.


Kepala



dr. BROTO SUWADJI
NIP. 140 364 122








LAMPIRAN – LAMPIRAN 

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


IDENTITAS KLIEN
Nama : ………………….. No. Reg. : ……………………….
Umur : …… tahun Tgl. MRS : ……………………….
Jenis Kelamin : ♂/ ♀ Diagnosa : ……………………….
Suku/Bangsa : ………………….. ……………………….
Agama : …………………..
Pekerjaan : …………………..
Pendidikan : …………………..
Alamat : ………………………………………………………………………………….
  ………………………………………………………………………………….
Penanggung : Askes/Astek/Jamsostek/JPS/Sendiri

I.RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
I.1Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : ………………………………………………………………….
  ...………………………………………………………………..

Riwayat keluhan utama : ………………………………………………………………….
………………………………………………………………….………………………………………………………………….………………………………………………………………….
.…………………………………………………………………

Upaya yang telah dilakukan:
……………………….……………………………………………………………………..
……..…………………….…………………………………………………………………

Terapi/operasi yang pernah dilakukan:
……………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

I.2Riwayat Sebelum Sakit:
Penyakit berat yang penah diderita : …………………………………………………….
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : …………………………………………………….
Kebiasaan berobat : …………………………………………………….
Alergi : …………………………………………………….
Kebiasaan merokok/alkohol : …………………………………………………….


I.3Riwayat Kesehatan Keluarga
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Genogram:





I.4Riwayat Kesehatan Lingkungan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

I.5Riwayat Kesehatan Lainnya:
Pasien Ibu (Keluarga Berencana)
……………………………………………………………………………………………
Alat bantu yang dipakai:
-Gigi palsu : ٱ ya ٱ tidak
-Kaca mata : ٱ ya ٱ tidak
-Pendengaran : ٱ ya ٱ tidak
-Lainnya (sebutkan) :
  ……………………………………………………………………………………………
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
I.6Keadaan umum :
…………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….…
I.7Tanda-tanda vital, TB dan BB:
S : ...… 0C N : …. x/mnt TD : …../….. mmHg RR : ….x/mnt HR : …. x/mnt
ٱ axilla ٱ teratur ٱ lengan kiri ٱ normal ٱ teratur
ٱ rectal ٱ tidak teratur ٱ lengan kanan ٱ cyanosis ٱ tidak teratur
ٱ oral ٱ kuat ٱ berbaring ٱ cheynestoke 
 ٱ lemah ٱ duduk ٱ kusmaul
Lainnya (sebutkan) ……………………………………………………………………….
TB : …. cm BB : ….. kg.

I.8Body Systems:
I.8.1Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung : ………………………………………………………………………………..
Trachea : ………………………………………………………………………………..
ٱ nyeri ٱ dyspnea ٱ orthopnea ٱ cyanosis ٱ batuk darah
ٱ napas dangkal ٱ retraksi dada ٱ sputum ٱ tracheostomy ٱ respirator
Suara tambahan :  
ٱ wheezing : lokasi …………………………
ٱ rochi : lokasi …………………………
ٱ rales : lokasi …………………………
ٱ crackles : lokasi …………………………
Bentuk dada :
ٱ simetris ٱ tidak simetris ٱ lainnya (sebutkan) ……………………………….

I.8.2Cardiovaskuler (B2: Bleeding)
ٱ nyeri dada ٱ pusing ٱ sakit kepala ٱ kram kaki ٱ palpitasi ٱ clubbing finger
Suara jantung:
ٱ normal
ٱ ada kelainan (sebutkan) ………………………………………………………………
Edema:
ٱ palpebra ٱ anasarka ٱ extremitas atas ٱ ekstremitas bawah ٱ ascites ٱ tdk ada
ٱ lainnya (sebutkan) ……………………………………………………………………………

I.8.3Persyarafan (B3: Brain)
ٱ composmentis ٱ apatis ٱ somnolent ٱ sopor ٱ koma ٱ gelisah
Glasgow Coma Scale (GCS):
E : ……. V : ……… M : ……… Nilai total : ……..
Kepala dan wajah :
Mata:  
Sklera : ٱ putih ٱ icterus ٱ merah ٱ perdarahan
Conjungctiva : ٱ pucat ٱ merah muda
Pupil : ٱ isokor ٱ anisokor ٱ miosis ٱ midriasis
Leher (sebutkan) ……………………………………………………………………….
Refleks (spesifik) : ……………………………………………………………………..
-Lainnya (sebutkan) …………………………………………………………………….
Persepsi sensori:
Pendengaran : 
- kiri : ………………………………………………………………………….
- kanan : ………………………………………………………………………….
Penciuman : ………………………………………………………………………….
Pengecapan : ٱ manis: ………… ٱ asin: ……………… ٱ pahit: ………………
Penglihatan : 
- kiri : ………………………………………………………………………….
- kanan : ………………………………………………………………………….
Perabaan : ٱ panas: ………… ٱ dingin: …………… ٱ tekan: ……………….

I.8.4Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine : ……… ml Frekuensi : …… x/hari
Warna : …………. Bau : ………
ٱ oliguri ٱ poliuri ٱ dysuri ٱ hematuri ٱ nocturi ٱ nyeri ٱ dipasang kateter 
ٱ menetes ٱ panas ٱ sering ٱ inkotinen ٱ retensi ٱ cystotomi ٱ tidak ada masalah 
ٱ lainnya (sebutkan) …………………………………………………………………………….

I.8.5Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Mulut dan tenggorok : ………………………………………………………………….
Abdomen : ………………………………………………………………….
  ………………………………………………………………….
Rectum : ………………………………………………………………….
BAB : ……. x/ … hari Konsistensi ………………..
ٱ diare ٱ konstipasi ٱ feses berdarah ٱ tidak terasa ٱ kesulitan
ٱ melena ٱ colostomi ٱ wasir ٱ pencahar ٱ lavament
ٱ tidak ada masalah 
ٱ lainnya (sebutkan) ……………………………………………………………………………. 
Diet : …………………………………………………………………………………………….

I.8.6Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
Kemampuan pergerakan sendi ٱ bebas ٱ terbatas
- Parese : ٱ ya ٱ tidak
- Paralise : ٱ ya ٱ tidak
- Parese : ٱ ya ٱ tidak
- Lainnya (sebutkan) ……………………………………………………………………
Extremitas:
- Atas : ٱ tidak ada kelainan ٱ peradangan ٱ patah tulang ٱ perlukaan 
  Lokasi ……………………………………………………………………
- Bawah : ٱ tidak ada kelainan ٱ peradangan ٱ patah tulang ٱ perlukaan 
  Lokasi ……………………………………………………………………
Tulang belakang : ……………………………………………………………………….
Kulit:
-Warna kulit : ٱ ikterik ٱ cyanotik ٱ pucat ٱ kemerahan ٱ pigmentasi
-Akral : ٱ hangat ٱ panas ٱ dingin kering ٱdingin basah
-Turgor : ٱ baik ٱ cukup ٱ jelek/menurun

I.8.7Sistem Endokrin
Terapi hormon :
Karakteristik sex sekunder:
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik: 
ٱ Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa
ٱ Kekeringan kulit atau rambut
ٱ Exopthalmus
ٱ Goiter
ٱ Hipoglikemia
ٱ Tidak toleran terhadap panas
ٱ Tidak toleran terhadap dingin
ٱ Polidipsi
ٱ Poliphagi
ٱ Poliuria
ٱ Postural hipotensi
ٱ Kelemahan

I.8.8Sistem Reproduksi
Laki-laki:
-Kelamin: Bentuk ٱ normal ٱ tidak normal (jelaskan) ……………………….
 Kebersihan ٱ bersih ٱ kotor (jelaskan) ………………………………
Perempuan:
-Payudara: Bentuk ٱ simetris ٱ asimetris (jelaskan) ….……………………….
 Benjolan ٱ tidak ada ٱ ada (jelaskan) ………..……………………….
-Kelamin : Bentuk ٱ normal ٱ tidak normal (jelaskan) ……………………….
 Keputihan ٱ tidak ada ٱ ada (jelaskan) ………………………………...
-Siklus haid: …… hari ٱ teratur ٱ tidak teratur (jelaskan) ………………………

POLA AKTIVITAS
I.9Makan:
Frekuensi : ….. x/hari
Jenis menu : …………………………………………………………….……
Yang disukai : …………………………………………………………….……
Yang tidak disukai : …………………………………………………………….……
Pantangan : …………………………………………………………….……
Alergi : …………………………………………………………….……
I.10Minum:
Frekuensi : ….. x/hari
Jenis minuman : …………………………………………………………….……
Yang disukai : …………………………………………………………….……
Yang tidak disukai : …………………………………………………………….……
Pantangan : …………………………………………………………….……
Alergi : …………………………………………………………….……
I.11Kebersihan diri:
Mandi : ….. x/hari
Keramas : ….. x/minggu 
Sikat gigi : ….. x/hari
Memotong kuku : ….. x/minggu 
Ganti pakaian : ….. x/hari
I.12Istirahat dan aktivitas:
Tidur siang : lama ….. jam; jam …. s/d jam ….
Tidur malam : lama ….. jam; jam …. s/d jam ….
Aktivitas sehari-hari : …………………… lamanya ….. jam; jam …. s/d jam ….
  …………………… lamanya ….. jam; jam …. s/d jam ….
  …………………… lamanya ….. jam; jam …. s/d jam ….
  …………………… lamanya ….. jam; jam …. s/d jam ….
  ……………………lamanya ….. jam; jam …. s/d jam …. 

PSIKOSOSIAL
Sosial/Interaksi:
Hubungan dengan klien:
ٱ kenal ٱ tidak kenal ٱ lainnya (sebutkan) ……………………
Dukungan keluarga:
ٱ aktif ٱ kurang ٱ tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat:
ٱ aktif ٱ kurang ٱ tidak ada
Reaksi saat interaksi:
ٱ tidak kooperatif ٱ bermusuhan ٱ mudah tersingung ٱ defensif
ٱ curiga ٱ kontak mata ٱ lainnya (sebutkan) ……………………
Konflik yang terjadi terhadap:
ٱ Peran ٱ Nilai ٱ lainnya (sebutkan) ……………………

Spiritual:
Konsep tentang penguasa kehidupan:
ٱ Tuhan ٱ Allah ٱ Dewa ٱ Lainnya (sebutkan) ……………………….
Sumber kekuatan/harapan saat sakit:
ٱ Tuhan ٱ Allah ٱ Dewa ٱ Lainnya (sebutkan) ……………………….
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini
ٱ Sholat ٱ Baca kitab suci ٱ Lainnya (sebutkan) ……………………….
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini:
ٱ Lewat ibadah ٱ Rohaniawan ٱ Lainnya (sebutkan) ……………………….
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama:
ٱ Makanan ٱ Tindakan ٱ Obat-obatan ٱ Lainnya (sebutkan) ……………………….
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini:
ٱ Ya ٱ Tidak
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan:
ٱ Ya ٱ Tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit
ٱ Hukuman ٱ Cobaan/peringatan ٱ Lainnya (sebutkan) ………………………………..

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : ……………………………………………………………………………………………...…...……………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………
X Ray :
……………………………………………………………………………………………...…...…………………………………………………………………………………………
USG :
……………………………………………………………………………………………...…...…………………………………………………………………………………………

Lain-lain (sebutkan)
……………………………………………………………………………………………...…...…………………………………………………………………………………………
TERAPI
……………………………………………………………………………………………...…...……………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………



Perawat,


__________